KEDIRI, headlinenews.cloud - Panggilan telepon yang diterima Karsi, 58, sekitar pukul 20.00, Minggu (14/7) malam lalu, membuat pria yang tengah menghadiri acara keluarga di Desa Tegalan, Kandat, itu bergegas pulang. Kabar akan rumah dan toko (ruko) Dava Jaya 1 miliknya yang terbakar, langsung membuat dia panik. Kendaraannya dipacu kencang agar bisa segera mengecek kondisi bangunan di Desa Purwokerto, Ngadiluwih yang menjadi mata pencaharian sekaligus tempat tinggalnya itu.
Tiba di rumah selang 15 menit kemudian, Karsi melihat warga sudah berjibaku dengan api menggunakan peralatan seadanya. Namun, si jago merah telanjur menyebar. Upaya warga untuk memadamkan pun kalah cepat dengan sebaran api. “Isinya (toko, Red) memang banyak barang yang mudah terbakar. Ada sembako, gas elpiji, parfum, beras, minyak, rokok, dan kardus juga,” ungkap Warsi yang menunggui proses pemadaman api Minggu malam lalu.
Di antara warga yang ikut berjibaku memadamkan api, Sumardi, 60, terlihat bahu-membahu dengan warga lain. Pria yang sehari-hari menyeberangkan pengendara di dekat tempat kejadian perkara (TKP) itu, adalah orang yang kali pertama melihat kebakaran di ruko Karsi.
Sekitar pukul 19.45, lansia yang tengah menyeberangkan pengendara itu melihat kepulan asap kehitaman dari arah ruko Karsi. Hanya beberapa menit berselang, tiba-tiba saja api sudah membesar. “Saya langsung teriak, toloong! toloong!” tuturnya menirukan kepanikan yang dialaminya.
Teriakan pria yang jenggotnya sudah memutih itu berhasil menjadi perhatian warga. Mereka langsung menuju ke sumber api. Selanjutnya, berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Termasuk melemparkan botol berisi air mineral. Sebagian lain mengambil ember, timba, dan selang untuk menyiramkan air. Namun, api tetap menyebar semakin besar.
Selain melahap bangunan toko, api juga menyebar ke belakang yang digunakan oleh Karsi sebagai rumah. Ruang tamu pun ikut dilalap si jago merah. Sekitar pukul 20.00, petugas memadamkan kebakaran (PMK) Kabupaten Kediri tiba di lokasi. Melihat api yang terus membesar, total ada enam mobil PMK, termasuk dari PMK Kota Kediri dan Gudang Garam (GG), yang ikut melakukan pemadaman.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.00. Sebelumnya, petugas melakukan pembasahan sejak pukul 21.30. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan api di ruko tersebut sudah benar-benar padam.
Berapa kerugian yang timbul akibat insiden kebakaran itu? Karsi yang Minggu malam lalu langsung mengecek bagian belakang bangunan rumahnya memprediksi nilai kerugiannya minimal Rp 1 miliar. “Semua barang di toko gosong tidak ada yang bisa diselamatkan.” Papar Karsi.
melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Terkait penyebab kebakaran, Kapolsek Ngadiluwih AKP Agung menduga penyebabnya korsleting alias hubungan arus pendek listrik.
“Setelah dilakukan olah TKP dari tim Inafis Polres Kediri, didapati adanya korsleting listrik di dalam toko yang hanya punya daya 1300 watt, yang membebani toko dan rumah sehingga menyebabkan kebakaran toko,” bebernya.
Sementara itu, kebakaran yang terjadi Minggu malam lalu sempat membuat arus lalu lintas di depan TKP tersendat. Polisi harus melakukan pengaturan lalu lintas secara manual karena lalu lalang enam unit mobil PMK dalam mengambil air berlangsung cepat. Apalagi, massa juga berkumpul di sekitar lokasi untuk menyaksikan proses pemadaman.(red.RA)
Post a Comment