Surabaya, headlinenews.cloud – Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) memperkenalkan mekanisme baru dalam pengelolaan pendamping jemaah haji yang terpisah selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Inovasi ini berupa pembentukan Kafilah yang bertugas mengelola koordinasi dan pendampingan para jemaah.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugiyo, menjelaskan bahwa Kafilah terdiri dari ketua kloter, pembimbing ibadah haji, serta tenaga medis yang bersama-sama memastikan pendampingan berjalan efektif.
“Kafilah dibentuk guna memudahkan manajemen pendamping jemaah ketika ketua kloter terpisah karena berasal dari syarikah yang berbeda,” ujar Sugiyo saat ditemui pada Minggu (1/6/2025).
Lebih lanjut, PHU juga berencana meningkatkan layanan murur tahun ini sebagai respons dari pengalaman pada 2023 lalu, di mana terjadi kepadatan berlebih (overload) pada jemaah di lokasi Muzdalifah.
“Selain murur, kami juga menguatkan layanan tanazul di Mina untuk mengantisipasi penumpukan jemaah dan menjaga kelancaran pelaksanaan ibadah,” tambahnya.
Menjelang puncak pelaksanaan wukuf pada tanggal 9 Zulhijjah atau 5 Juni 2025, Sugiyo mengimbau seluruh jemaah agar mempersiapkan diri secara fisik dan mental, terutama menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci.
“Disarankan agar para jemaah membawa serta air minum dan kue kering yang tahan lama untuk dikonsumsi saat berada di Armuzna agar stamina tetap terjaga,” ujarnya.
Sebagai informasi, Embarkasi Surabaya telah memberangkatkan total 97 kloter jemaah haji ke Tanah Suci dengan penerbangan terakhir dilakukan pada Sabtu (31/5/2025) dini hari.
Dengan sistem kafilah dan peningkatan pelayanan ini, diharapkan proses pendampingan dan pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lebih tertib dan nyaman bagi seluruh jamaah.(red.a)
Post a Comment