Pamali Memancing Saat Istri Hamil: Mitos atau Wujud Kehati-hatian dalam Budaya Jawa?

 

KEDIRI, headlinenews.cloud----- Bagi sebagian masyarakat Jawa, memancing bukan sekadar hobi, apalagi jika dilakukan saat sang istri tengah mengandung. Di balik aktivitas sederhana itu, tersimpan mitos yang masih dipercaya secara turun-temurun—larangan memancing saat istri hamil, yang dalam tradisi disebut pamali. Konon, melanggar pantangan ini dipercaya bisa membawa dampak buruk, tak hanya bagi calon ayah, tapi juga bagi janin dalam kandungan.

Mengapa Mancing Dianggap Pamali?

Kepercayaan ini berasal dari pandangan kosmologis masyarakat Jawa yang memandang eratnya hubungan antara manusia, alam, dan energi spiritual. Berikut beberapa alasan di balik mitos pamali memancing saat istri hamil:

1. Menghormati “Darah Putih” (Janin)

Dalam filosofi Jawa, janin dianggap sebagai “darah putih”—cikal bakal kehidupan yang suci. Memancing, yang identik dengan melukai dan “menarik” makhluk hidup dari alamnya, dikhawatirkan bisa mengganggu pertumbuhan janin secara spiritual.

2. Kekhawatiran Anak Lahir Cacat Fisik

Masyarakat Jawa meyakini bahwa aktivitas sang ayah dapat mempengaruhi kondisi janin. Salah satu mitos menyebutkan bahwa bayi bisa lahir dengan bibir sumbing seperti mulut ikan, atau kulit bersisik, menyerupai hewan yang dipancing. Walau tidak terbukti secara medis, keyakinan ini tetap menjadi alasan kuat bagi sebagian masyarakat untuk menghindari aktivitas memancing.

3. Sulitnya Proses Kelahiran

Ada pula mitos bahwa bayi akan sulit dilahirkan, ibarat ikan yang susah ditarik dari air. Aktivitas memancing diasosiasikan dengan proses yang penuh hambatan dan rintangan, sehingga dikhawatirkan membawa pengaruh serupa terhadap proses persalinan.

4. Anjuran untuk Fokus Menemani Istri

Di balik mitos tersebut, tersimpan pesan rasional: calon ayah diharapkan lebih hadir dan siaga mendampingi istrinya selama kehamilan. Memancing, yang biasanya memakan waktu lama dan dilakukan jauh dari rumah, dianggap tidak ideal dalam kondisi ini.

Mitos yang Masih Hidup di Tengah Modernitas

Meski zaman sudah modern dan masyarakat makin terbiasa dengan penjelasan ilmiah, pantangan memancing saat istri hamil masih bertahan, terutama di pedesaan atau keluarga yang memegang teguh adat istiadat. Mematuhi pamali dianggap sebagai bentuk kehati-hatian dan rasa hormat terhadap leluhur.

Beberapa pria mencari “jalan tengah” dengan memancing hanya jika benar-benar dibutuhkan untuk lauk, meminta restu istri, atau bahkan melepaskan kembali ikan hasil tangkapan sebagai bentuk penghormatan simbolis.

Pamali: Antara Keyakinan, Tradisi, dan Filosofi

Larangan memancing saat istri hamil bukan sekadar mitos kosong. Ia adalah bagian dari warisan budaya Jawa yang sarat makna—tentang tanggung jawab, kehadiran, dan penghormatan terhadap kehidupan yang tengah tumbuh. Terlepas dari percaya atau tidak, mitos ini mengingatkan kita akan pentingnya doa, kehati-hatian, dan kesiapan lahir batin dalam menyambut kelahiran seorang anak. (RED:A)

Post a Comment

Previous Post Next Post