PEKANBARU, headlinenews.cloud – Aksi menggemaskan bocah menari di ujung sampan saat event pacu jalur di Kuantan Singingi, Riau, viral di media sosial. Video tersebut menuai pujian warganet dan turut membawa dampak positif terhadap promosi wisata daerah.
Dalam video yang viral sejak Rabu (2/7/2025), terlihat sejumlah bocah mengenakan busana khas Melayu berdiri di bagian depan perahu yang tengah melaju cepat di atas Sungai Batang Kuantan. Sambil menari dengan penuh semangat dan ekspresi riang, mereka tampak memberi semangat bagi para pendayung di belakang.
Salah satu bocah bahkan menjadi sorotan karena tampil atraktif dengan kacamata hitam, menunjukkan ekspresi dan gerakan penuh semangat yang memikat warganet. Banyak yang menyebut aksi bocah tersebut menunjukkan "aura luar biasa".
Peran Penting di Atas Sampan
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, menyambut baik viralnya video tersebut. Ia menjelaskan bahwa para penari cilik dalam pacu jalur memang memiliki peran penting dalam tradisi budaya ini.
“Tiga anak ini biasa disebut penari atau joki, timbo ruang, dan tukang onjai. Mereka bagian dari elemen pacu jalur, meskipun bukan pendayung,” ujar Roni, dikutip dari detikSumut.
Penari cilik akan menari ketika perahu mereka unggul di lintasan. Jika posisi masih seimbang, mereka hanya berayun mengikuti gerak jalur. Anak-anak dipilih karena bobotnya yang ringan, sehingga aman berdiri di ujung sampan tanpa mengganggu keseimbangan.
Warisan Budaya Sejak Abad ke-17
Pacu jalur merupakan tradisi lomba perahu khas Riau yang telah ada sejak abad ke-17 atau sekitar tahun 1890. Awalnya, pacu jalur digelar dalam rangka memperingati hari besar Islam. Kini, tradisi tersebut berkembang menjadi event tahunan yang digelar menjelang Hari Kemerdekaan RI di Kabupaten Kuantan Singingi.
“Kami bersyukur pacu jalur kembali viral. Ini kabar baik yang akan memperkuat promosi pariwisata Riau, khususnya budaya lokal,” ujar Roni.
Dengan viralnya aksi penari cilik ini, diharapkan tradisi pacu jalur semakin dikenal luas, tak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara sebagai atraksi budaya unik dari Tanah Melayu. (RED.A)
Post a Comment