KEDIRI, headlinenews.cloud – Suasana persiapan Festival Budaya Kuno-Kini makin terasa di area belakang Gumul Paradise Island (GPI) SLG. Sehari jelang pembukaan, panitia tengah merampungkan pemasangan stan dan fascia branding untuk mempercantik tampilan pameran. Dari total 257 stan, sebanyak 59 stan sudah dilengkapi panel fascia dengan desain menarik.
Menurut Manajer Event Jawa Pos Radar Kediri, Puspitorini Dian Hartanti, proses pemasangan fascia branding dimulai pada Selasa (21/5) dan dikerjakan secara bertahap hingga selesai. “Satu hari lagi sudah opening Festival Kuno-Kini. Dan, hari ini kami mulai melakukan fascia branding sampai nanti selesai,” ungkapnya.
Fascia branding ini, jelas Dian, menjadi elemen penting dalam penataan stan. Selain memperindah tampilan, juga menampilkan nama, logo, serta elemen identitas dari peserta pameran. Pemasangan panel dilakukan oleh tim panitia bersama vendor profesional, melibatkan sekitar 15 orang tenaga kerja.
“Panel dengan desain tematik ini kami pasang untuk menguatkan kesan visual dan branding tiap stan. Supaya tidak hanya rapi, tapi juga menarik dan mengundang pengunjung,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa proses pemasangan panel hampir rampung. Tak hanya stan, area panggung utama juga terus dikebut pengerjaannya dan kini telah mencapai 70 persen. Sementara proses loading stan dijadwalkan akan berlangsung pada Kamis (23/5) pukul 10.00 WIB.
Festival Kuno-Kini dijadwalkan berlangsung dari 23 Mei hingga 1 Juni mendatang. Acara ini akan menjadi suguhan lengkap bagi masyarakat Kediri dan sekitarnya, memadukan unsur budaya klasik dan modern.
Beragam UMKM turut ambil bagian, menyuguhkan aneka produk kreatif serta kuliner dari masa kini hingga tempo dulu. “Kami juga siapkan berbagai kompetisi, workshop edukatif, hingga permainan jadul yang bisa dimainkan pengunjung,” tambah Dian.
Panitia juga menyediakan doorprize menarik bagi pengunjung yang berpartisipasi dalam permainan tradisional. Tidak hanya menjadi ajang pameran dan hiburan, Festival Kuno-Kini diharapkan menjadi ruang nostalgia sekaligus edukasi budaya lintas generasi.(red.al)
Post a Comment