Jelang Duel Kontra China, Suporter Diminta Jadi Garda Terdepan Sportivitas

  


KEDIRI, headlinenews.cloud   – Atmosfer panas jelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan China semakin terasa. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung pada Juni mendatang bukan sekadar pertarungan di lapangan, tapi juga ujian kedewasaan bagi suporter Merah Putih.

PSSI bersama jajaran Badan Tim Nasional (BTN) mengingatkan publik sepak bola tanah air agar tetap mengedepankan sikap tertib dan sportif, baik di stadion maupun di dunia maya. Hal ini menyusul insiden kurang etis yang terjadi usai kekalahan kontroversial Indonesia dari Irak beberapa waktu lalu.

"Kalau kata orang bijak, apa yang kamu pilih, menunjukkan siapa dirimu. Maka, pilihan kita sebagai suporter hari ini juga menunjukkan siapa kita sebagai bangsa,” ujar Ketua BTN, Sumardji.

Ia menyesalkan aksi peretasan terhadap situs-situs luar negeri dan penyerbuan akun Google Maps milik AFC dengan komentar negatif, yang menurutnya tidak mencerminkan semangat suporter sejati.

Dalam konteks lawan selanjutnya, China, Sumardji mengungkapkan bahwa pengalaman kurang menyenangkan pernah terjadi saat laga tandang sebelumnya. Hanya 300 tiket disediakan untuk suporter Indonesia, dan fasilitas yang diberikan pun jauh dari layak.

“Spanduk dukungan bahkan sempat diminta diturunkan. Ini menjadi catatan penting. Kalau kita tidak menjaga sikap, maka hal serupa bisa terjadi lagi, atau lebih buruk,” jelasnya.

Sementara itu, Pelatih Shin Tae-yong menegaskan bahwa timnya siap bermain secara profesional dan berharap suasana pertandingan berjalan kondusif.

“Kami hanya ingin bermain fair. Jangan ganggu fokus pemain dengan hal-hal yang tidak perlu,” kata pelatih asal Korea Selatan itu dalam sesi latihan terakhir.

Di ruang ganti, semangat Garuda tetap menyala. Kevin Diks, bek naturalisasi yang kian klop dengan permainan tim, menegaskan bahwa laga melawan China adalah momen penting.

“Kami tahu ini pertandingan besar. Tapi kami siap. Kami ingin memberikan hasil terbaik untuk Indonesia,” ungkapnya.

Tak hanya dari sisi teknis, dukungan moral dari suporter juga dipandang sangat penting. Namun, PSSI berharap semangat itu diwujudkan lewat cara-cara yang bermartabat.

“Kita bisa jadi tim tuan rumah yang elegan, dengan koreografi, lagu-lagu penyemangat, dan atmosfer positif di stadion. Bukan lewat hinaan di medsos atau tindakan yang mencoreng nama bangsa,” tegas salah satu perwakilan PSSI.

PSSI pun telah berkoordinasi dengan pihak keamanan dan panitia pelaksana untuk memastikan laga berjalan aman dan nyaman. Ajakan untuk tidak membawa atribut provokatif, tidak melempar barang ke lapangan, serta tidak menyanyikan chant yang menghina lawan, terus digaungkan.

Karena dalam sepak bola, kemenangan sejati bukan hanya soal skor di papan, tapi juga bagaimana kita bersikap sebelum dan sesudah peluit panjang berbunyi.

"Kalau kita ingin Timnas besar, maka suporternya juga harus tumbuh besar dalam sikap dan tindakan. Ini saatnya kita buktikan,” tutup Sumardji.(red.al)

Post a Comment

Previous Post Next Post