Perubahan Iklim Ganggu Pola Tanam, Petani di Kediri Harus Adaptif

  


KEDIRI,  headlinenews.cloud – Cuaca yang tak menentu dan sering berubah secara ekstrem berdampak luas, bukan hanya menyebabkan bencana seperti banjir dan tanah longsor, namun juga mengganggu sektor pertanian. Para petani di Kediri kini dihadapkan pada tantangan baru dalam menentukan pola tanam yang sesuai dengan kondisi iklim yang terus berubah.

Hal ini menjadi topik utama dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Kediri (JPRK) bertema Anomali Cuaca dan Implikasinya terhadap Pertanian, yang digelar pada Minggu (30/6).

Ketua Tim Kerja Meteorologi Publik BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Dhoho Kediri, Satria Krida Nugraha, menjelaskan bahwa suhu global terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

“Dari tahun 1800-an hingga 1980, kenaikan suhu tercatat masih bertahap, sekitar 0,1 hingga 0,5 derajat Celsius. Namun mulai era 1980 hingga awal 2000-an, suhu melonjak menjadi 1 derajat. Kini, pasca 2020, angka itu bahkan telah menembus 1,5 derajat,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa lonjakan suhu tersebut berkaitan erat dengan dampak Revolusi Industri yang meningkatkan jumlah karbon di atmosfer. Karbon tersebut menyerap panas matahari dan memerangkapnya di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global.

Dampak pemanasan ini terasa nyata di sektor pertanian. Hoerussalam, peneliti bidang Kesehatan Benih dan Biokontrol, menegaskan bahwa pola cuaca yang tidak konsisten membuat para petani harus terus menyesuaikan metode tanam.

“Dulu, petani bisa menyesuaikan musim tanam berdasarkan kalender tahunan. Sekarang, semuanya berubah. Musim hujan bisa datang lebih cepat atau terlambat, bahkan berganti mendadak,” jelasnya.

Menurutnya, penyesuaian harus dilakukan mulai dari pemilihan jenis tanaman, pengendalian hama yang lebih adaptif, hingga perubahan sistem tanam. Petani juga didorong untuk lebih memahami tren cuaca dan menggunakan data iklim sebagai acuan utama dalam bertani.

Hoerussalam menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk menyediakan informasi cuaca yang akurat serta pendampingan kepada petani dalam menghadapi situasi ini.

“Kalau tidak cepat beradaptasi, produktivitas pertanian akan terus menurun,” pungkasnya.(RED.AL)

Post a Comment

Previous Post Next Post