KEDIRI, headlinenews.cloud – Memasuki musim kemarau basah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD). Kemarin, tindakan fogging dilakukan di tiga kelurahan setelah adanya laporan kasus DBD dari rumah sakit.
Kepala Dinkes Kota Kediri, dr Muhammad Fajri Mubasysyir melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Hendik Supriyanto, menjelaskan bahwa fogging dilakukan sebagai tindak lanjut setelah temuan kasus positif DBD dikonfirmasi melalui penyelidikan epidemiologi (PE).
“Kami menelusuri laporan dan melakukan cek langsung ke lokasi. Setelah dipastikan ada penderita, tim dari puskesmas dan dinas kesehatan langsung melakukan pemeriksaan jentik di lingkungan sekitar,” ujar Hendik, Senin (30/6).
Fogging Tidak Cukup, PSN Jadi Kunci Pencegahan
Hendik menegaskan, pengasapan (fogging) hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Namun, larva atau jentik nyamuk yang berpotensi menjadi vektor DBD tetap hidup jika tidak diberantas secara menyeluruh.
“Fogging tidak akan efektif tanpa upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Jika ditemukan jentik nyamuk di lingkungan, itu tanda penularan bisa meluas,” terangnya.
Dinkes mendorong masyarakat melakukan gerakan 3M:
Menguras tempat penampungan air
Menutup wadah air yang bisa menjadi sarang nyamuk
Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan
Langkah-langkah ini dinilai lebih efektif untuk memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Tren Kasus DBD Menurun
Meskipun saat ini kondisi cuaca mendukung berkembangnya nyamuk, Hendik menyebut tren kasus DBD di Kota Kediri mengalami penurunan.
“Selama Juni, hanya ada tujuh kasus. Angka ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 15 kasus,” jelasnya.
Dari data Dinkes Kota Kediri, sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat 136 kasus DBD. Kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan 51 laporan. Sementara itu, dalam tiga bulan terakhir tercatat penurunan yang signifikan.
Secara wilayah, Kecamatan Pesantren tercatat paling tinggi dengan 53 kasus, disusul Kecamatan Mojoroto sebanyak 50 kasus, dan Kecamatan Kota dengan 33 kasus.
Imbauan untuk Tetap Siaga
Kendati tren menurun, Dinkes tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah. Mengingat DBD termasuk penyakit endemik yang bisa muncul sepanjang tahun.
“Waspada itu penting. Pencegahan tetap harus dilakukan agar kasus tidak melonjak kembali, apalagi di musim pancaroba seperti sekarang,” tutup Hendik. (RED.A)
Post a Comment