KEDIRI, headlinenews.cloud – Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, dikenal sebagai salah satu wilayah dengan lahan pertanian yang subur. Cabai menjadi salah satu komoditas unggulan desa ini. Saat musim panen tiba, produksi cabai melimpah hingga melebihi kebutuhan pasar.
Cabai yang tidak lolos sortir pun tak lantas dibuang. Berkat kreativitas Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari Kelud, cabai-cabai tersebut kini disulap menjadi aneka produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
“Kami mulai bergerak sejak 2014, tepat setelah erupsi Gunung Kelud. Awalnya hanya arisan dan pertemuan rutin,” ujar Widayati, Ketua KWT Lestari Kelud.
Kelompok ini mulai serius mengembangkan potensi pascapanen setelah mendapatkan pelatihan hilirisasi cabai dari Bank Indonesia pada 2023. Pelatihan tersebut diikuti oleh sekitar 20 dari total 40 anggota.
“Pelatihan pengolahan cabai kami ikuti pada Mei 2024. Materinya mencakup pembuatan sambal, saus, pasta, bumbu siap pakai, hingga bon cabe,” jelas Widayati.
Meskipun sudah memegang resep dasar, para anggota KWT sempat melakukan tiga kali percobaan untuk menyesuaikan rasa dengan selera masyarakat lokal. Hasilnya, mereka berhasil mengembangkan berbagai varian produk, seperti sambal bawang, sambal terasi, sambal hijau, hingga pasta dan saus cabai.
“Sambal terasi dan sambal hijau punya empat varian rasa: original, teri, cumi, dan petai,” imbuh Widayati.
Produk sambal dan pasta cabai mereka dijual seharga Rp 20 ribu, sementara saus cabai dibanderol Rp 10 ribu per botol. Produksi dilakukan saat harga cabai di pasaran sedang murah, mengingat peralatan yang mereka gunakan masih sederhana.
Namun, kualitas olahan KWT Lestari Kelud tidak bisa dipandang sebelah mata. Produk mereka pernah dipromosikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri sebagai produk unggulan desa wisata.
Selain rutin mengikuti bazar dan pameran, produk sambal ini juga dipasarkan melalui toko daring.
“Kami bersyukur, produk kami makin dikenal. Ini jadi peluang usaha yang bisa membantu ekonomi para ibu rumah tangga,” pungkas Widayati. (RED.A)
Post a Comment