Pemkot Kediri Perluas Program Makan Bergizi Gratis, Sasar Bumil, Busui, dan Balita Non-PAUD

  


KEDIRI,  headlinenews.cloud  – Pemerintah Kota Kediri akan memperluas sasaran penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mulai pertengahan Juli 2025, sekitar 900 warga dari kelompok rentan, seperti ibu hamil (bumil)ibu menyusui (busui), dan balita non-PAUD, akan menerima bantuan makanan bergizi secara rutin.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri, Arief Cholisudin, mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan verifikasi data terhadap calon penerima manfaat.

“Pada prinsipnya, semua yang masuk kategori itu menjadi sasaran. Tapi tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi, terutama terkait distribusi,” jelasnya, Selasa (1/7/2025).

Sejauh ini, ada tiga dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah disiapkan untuk menjalankan program ini. Ketiga dapur itu berada di Kelurahan Ngadirejo, Tosaren, dan Mrican. Salah satunya sudah mulai beroperasi, namun belum mampu menjangkau seluruh sasaran.

Menurut Cholis, pada tahap awal program, prioritas diberikan kepada penerima manfaat yang berada dalam radius distribusi terdekat dengan dapur SPPG. “Misalnya, untuk dapur di Ngadirejo, maka penerima dari Kelurahan Ngadirejo dan Banjaran akan diprioritaskan lebih dulu,” terangnya.

Saat ini, masing-masing dapur telah mendata sekitar 300 orang, sehingga total calon penerima mencapai sekitar 900 warga. Proses verifikasi pun masih berlangsung, melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang akan turun langsung ke lapangan.

“Angka ini masih bisa bertambah, karena proses verifikasi belum selesai. Data ini bisa berkembang sesuai kondisi lapangan,” ujarnya.

Cholis menambahkan, perluasan program MBG ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Kediri dalam menekan angka stunting di wilayahnya. Dengan menyasar kelompok rentan yang membutuhkan asupan gizi tinggi, diharapkan upaya pencegahan stunting bisa lebih optimal.

“Ini salah satu langkah nyata pemerintah untuk mengurangi risiko stunting, terutama sejak masa kehamilan dan masa awal kehidupan anak,” pungkasnya.  (RED.A)

Post a Comment

Previous Post Next Post