Perpaduan Rasa Tradisional dan Kekinian Antar Tim PKK Desa Gurah Raih Juara Festival Kuno Kini 2025

 


 Laporan: Hilda Nurmala Risani

 headlinenews.cloud – Kabupaten Kediri Suasana Festival Kuno Kini 2025 semakin meriah dengan penampilan unik dan semangat kompetitif para peserta Lomba Masak Kreasi Mi. Salah satunya datang dari tim PKK Desa Gurah, Kecamatan Gurah, yang tampil totalitas dalam konsep dan rasa. Mereka bukan hanya menyajikan makanan, tapi juga menghadirkan cerita rasa yang membaur antara masa lalu dan masa kini.

Empat ibu rumah tangga yang tergabung dalam tim ini tampil dengan seragam apik: atasan putih, bawahan hitam, jilbab biru dongker, serta mahkota kertas bertuliskan “Tempo Doeloe”. Dengan kostum bertema jadul, mereka menyajikan menu berkonsep kolaborasi klasik-modern: Pepes Mi Semlohai, Seblak Mi Ndower, dan Bolu Mi Maknyus.

“Kami ingin menyampaikan bahwa makanan tradisional itu bisa dikreasikan tanpa kehilangan cita rasa aslinya,” ujar Lin Hartatik, ketua tim, saat ditemui usai perlombaan yang digelar Sabtu (31/5).

Menurut Lin, inspirasi menu tersebut lahir dari diskusi bersama ketua PKK Desa Gurah, Maryani, yang juga memberikan dukungan penuh sejak tahap persiapan. "Kami latihannya dua hari sebelum lomba. Awalnya bingung karena waktunya cuma 45 menit. Tapi akhirnya kami evaluasi dan bagi tugas sesuai keahlian masing-masing," ungkapnya.

Hasilnya, mereka berhasil menaklukkan 44 peserta lain dan meraih gelar juara satu. Kemenangan itu terasa manis karena tim ini sudah beberapa kali mengikuti lomba, namun baru kali ini membawa pulang piala.

“Bagi kami, ini bukan sekadar lomba. Tapi cara menunjukkan bahwa ibu-ibu desa juga bisa kreatif dan inovatif, asal diberi ruang dan kesempatan,” tambah Rofaidah, anggota tim yang bertugas menyiapkan garnish.

Bumbu masakan mereka seluruhnya berasal dari rempah-rempah tradisional: bawang merah, bawang putih, kencur, dan gula-garam. Tanpa penyedap rasa kimia. Sementara bahan utama lomba seperti mi, kecap, dan saus diperoleh dari panitia. Perpaduan rasa pedas, gurih, dan tampilan menarik membuat juri terpikat.

“Seblak mi-nya benar-benar ndower. Tapi justru itu yang dicari anak-anak muda zaman sekarang,” timpal Indrawati sambil tersenyum.

Lomba masak ini bukan hanya ajang unjuk kemampuan, tapi juga sarana memperkenalkan potensi kuliner lokal berbasis UMKM. Sebab, hampir semua anggota tim sudah memiliki usaha kuliner rumahan. Dari gorengan, olahan sayur, hingga botok, mereka sudah terbiasa dengan dapur dan cita rasa.

“Kami sudah jualan makanan sejak 20 tahun lalu. Jadi saat disuruh eksperimen resep baru, kami cukup percaya diri,” ujar Siti Sarafah, yang mengurusi menu dessert.

Festival Kuno Kini 2025 memang mengusung semangat kolaborasi antar generasi. Melalui lomba ini, para peserta diajak menggabungkan nilai budaya masa lalu dengan inovasi masa kini. Bukan hanya dari segi tampilan, tapi juga dari rasa dan kreativitas penyajian.

Ketua PKK Desa Gurah, Maryani, mengapresiasi capaian anak asuhnya. “Ini bukti bahwa PKK bukan sekadar organisasi ibu-ibu, tapi tempat tumbuhnya ide-ide luar biasa,” katanya bangga.

Meski berhasil membawa pulang trofi, tim ini enggan berpuas diri. “Kemenangan ini justru menjadi motivasi. Kami ingin terus belajar dan ikut lagi di tahun depan. Kalau bisa, Festival Kuno Kini jadi agenda tahunan,” harap Lin penuh semangat.

Dengan antusiasme dan dedikasi seperti ini, bukan tidak mungkin kreasi kuliner ala PKK Desa Gurah suatu saat bisa mendunia.(red.al)

Post a Comment

Previous Post Next Post